Seperti Dikutip Dari Wikipedia. Sejarah Alat Musik ini Berawal ketika
pihak wengker atau ponorogo melakukan pemberontakan kepada majapahit,
dan ketika adanya serbuan dari Demak angklung-angklung dan gamelan di
bawa ke Bali sehingga mengalami kerusakan. Pada saat berada di bali,
orang majapahit mengalami kesulitan dalam merangkai gamelan termasuk
Angklung, angkung ini berubah nama menjadi rindik yang berasal dari
bahasa jawa kuno yang berarti di tata dengan rapi dengan celah yang
sedikit. walaupun angklung reyog berhasil dirangkai dan terciptanya alat
musik Rindik, Angklung Reyog tetap di gunakan untuk keperluan keagamaan
dan kesenian hingga era kerajan Bali. Tetapi saat ini sudah tidak di
teruskan seniman bali karena tidak mencerminkan keraifan lokal Bali.
Fungsi Alat Musik Rindik
Alat musik ini terbuat dari bambu yang bernada selendro dan dimainkan
dengan cara dipukul. dan biasanya dimainkan oleh 2-5 orang pemain, di
mana 2 orang menabuh Rindik dan sisanya untuk seruling dan gong pulu.
Pada awalnya fungsi alat musik rindik hanya dibuat sebagai alat untuk
menghibur para petani di sawah. Rindik juga biasa digunakan sebagai
musik pengiring hiburan rakyat Joged Bumbung. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam
pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara
pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu.
Alat musik ini biasanya di pergunakan pada upacara perkawinan dan acara
pertunjukan yang di kenal dengan nama "joged Bumbung" Tarian joged
bumbung ini biasanya di iringi oleh sepuluh atau duapuluh orang yang
memainkan gamelan dan termasuk para penabuhnya. Dan Bisa juga di pakai
atau di mainkan di hotel-hotel untuk mengibur para tamu yang berkunjung
ke Bali.
Bentuk Alat Musik Rindik
Rindik
merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang sudah dipotong-potong dan ditata
sesuai ukurannya. Jumlah potongan bambu tersebut biasanya terdiri dari 11 buah
sampai 13 buah. Setiap buah bambu memiliki ukuran yang berbeda dan nada yang
berbeda pula. Semakin besar ukuran bambu maka semakin bernada rendah, seBaliknya
semakin kecil bambu tersebut maka semakin tinggi nada yang dihasilkan. Bambu
tersebut ditata diatas tempat(pelawah)
dimulai dari nada paling rendah di sudut kiri hingga nada paling tinggi di sudut
paling kanan.
Nada yang dihasilkan oleh Rindik ini
merupakan nada Pentatonic atau Laras slendro, yang berarti hanya
memiliki 5 nada utama. Rindik ini dimainkan dengan menggunakan 2 buah alat
pemukul yang terbuat dari karet dan memiliki ukuran yang berbeda. Pemukul
berukuran besar biasanya digunakan di tangan sebelah kiri begitu juga sebaliknya.
Hal ini dikarenakan nada paling kiri lebih rendah sehingga saat dimainkan
terdapat sebuah keseimbangan nada.
Cara Memainkan Alat Musik Rindik
Cara memainkan Rindik ini juga
membutuhkan keahlian khusus dan feel
yang cocok. Rindik biasannya dimainkan dengan dua tangan, dimana fungsi
keduanya berbeda. Pada tangan kanan memainkan kotekan sedangkan yang kiri memainkan melodi. Sehingga apabila
digabungkan akan menghasilkan suara yang merdu.
Pemain Rindik juga dibedakan menjadi
dua macam, yang pertama memainkan pokok
lagu/gendhing, dan satunya memainkan sangsih.
Apabila keduanya dipadukan maka akan menghasilkan suara yang harmonis.Dalam
permainan Rindik juga terdapat teknik pukulan yang dinamakan ngundil, yaitu teknik pukulan yang
dilakukan tangan kiri pemain sangsih dimana pukulan tersebut menyelingi pukulan
tangan kiri pemain pokok yang sudah divariasikan. Pada pertunjukan joged bumbung, teknik seperti itu sering
disebut dengan jegog.
Perkembangan Alat Musik Rindik
Dalam perkembangannya,
musik Rindik menjadi salah satu alat musik yang lebih fleksibel dan memiliki fungsi yang lebih banyak. Selain bisa
digunakan sebagai pengiring pertunjukan tari, musik Rindik juga bisa
ditampilkan sebagai pertunjukan musik seperti pengiring pernikahan dan resepsi.
Selain itu juga bisa ditampilkan di acara festival budaya, penyambutan tamu
besar dan acara budaya lainnya.
Sekian pengenalan tentang
“Rindik Alat Musik Tradisional Dari Bali”. Semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan anda tentang ragam kesenian
tradisional di indonesia.
0 komentar:
Post a Comment